Friday, August 7, 2009

KITAP YANG INDAH

Al Quran adalah kitap yang indah. Seorang ummi (Nabi Besar Muhammad s.a.w.) tidak hanya memberikan kitab dan mengajarkan kebaikan kepada dunia, beliau juga membuat mereka berjalan sepanjang jalan kesucian. Sedemikian rupa sehingga mereka menjadi orang yang menerima pertolongan Tuhan. Perhatikan dan lihatlah; Al Quran menuntun setiap jenis orang kepada apa yang beliau inginkan (kepada Tuhan Yang Maha Kuasa) menghilangkan dahaga setiap orang yang haus akan kebenaran. Coba bayangkan, kepada siapa Sumber Utama Cahaya ini diberikan; Yaitu kepada Nabi Besar Muhammad s.a.w. yang disatu pihak adalah ummi (buta huruf) dan dipihak lain beliau berbicara tentang hal-hal yang tidak pernah dibicarakan. Ini adalah berkat yang sempurna dari Tuhan sehingga manusia dapat memahami seberapa jauh manusia dapat mendekatkan diri kepada Tuhab. (Malfuzaat Vol.I,h.117)

DUA MACAM KEBUTAAN

Buta ada dua macam. Satu adalah buta jasmani dan yang satu lagi berhubungan dengan hati. Sebagamana buta jasmani tidak ada hubungannya dengan keimanan tetapi kebutuhan pada hati mempengaruhi keimana. Itulah sebabnya sangat penting seseorang harus terus menerus berdoa kepada Tuhan dengan penuh kerendahan sehingga Dia menganugerahkan kepadanya kesadaran rohani dan petunjuk yang benar dan menolongnya dari keragu-raguan yang ditimbulkan setan.
Banyak keragu-raguan yang ditimbulkan setan dalam hati. Yang paling berbahaya dan sumber kehancuran di dunia ini dan di akhirat adalah berhubungan dengan akhirat, karena sebagian besar amal baik dan kejujuran berhubungan dengan factor yang lain dengan keimanan kepada akhirat. Ketika seseorang menganggap akhirat tidak lebih dari dongeng, maka tidak diragukan lagi bahwa dia tidak akan diterima dan dia kehilangan semuanya. (Malfuzaat jld.I,hal.51)

ARTI MENDAHULUKAN AGAMA DARIPADA DUNIA

Raihlah kesucian yang paling tinggi dalam kondisi fitrat, akal, dan gejolak-hati. Barulah itu berarti sesuatu. Bukanlah saya bermaksud supaya kalian meninggalkan kesibukan-kesibukan dunia. Allah Ta’ala mengizinkan kesibukan-kesibukan dunia. Sebab, melalui jalan itu pun timbul ujian. Dan akibat ujian itulah orang menjadi penjudi, pencuri, perampok. Dan berbagai macam kebiasaan buruk ia lakukan.
Akan tetapi keiasaan itu memiliki batas. Lakukanlah kesibukan-kesibukan duniawi itu dalam batas sedemikian rupa yang dapat menciptakan sarana-sarana penolong bagi kalian dijalan agama. Dan yang menjadi motiv dasar dari dalamnya tetap harus agama.
Jadi, kesibukan-kesibukan duniawi pun tidak kami larang. Dan kami pun tidak mengatakan supaya kalian sinang-malam tenggelam dalam mencari dunia serta dalam hiruk pikukan dunia, sehingga kalian memenuhi ruangan Allah Ta’ala dengan dunia semata. Jika ada yang melakukan demikian, maka dia sendiri yang menciptakan sarana-sarana ke-mahrum-an/kelupaan atas dirinya. Dan yang ada dilidahnya adalah pernyataan belaka. Pedeknya, tinggallah di dalam lingkungan orang-orang yang hidup, supaya kalian menyaksikan penampakan Tuhan Yang Hidup. (Al-Hakaam jld.6,no.26,h.5,tgl.24.7.1902/Malfuzaat jld.II,h.70-73)

Tuesday, January 6, 2009

TAQWA BAGI JEMAAT AHMADIYAH

“Bagi Jemaat Ahmadiyah, secara khusus diperlukan taqwa. Khususnya dengan pandangan/pemikiran bahwasannya mereka menjalin hubungan dengan seseorang serta berada pada silsilah baiatnya, yaitu seseorang yang memiliki pendakwaan sebagai utusan Allah. Supaya orang-orang tidak peduli apakah mereka tenggelam didalam berbagai syirik, dengki, kebencian atau betapapun mereka berorientasi kepada dunia, dapat memperoleh keselamatan dari segala cobaan/bala tersebut. Kalian mengetahui bahwasannya jika seseorang sakit, tidak peduli apakah penyakitnya ringan atau berat, jika penyakitnya tidak diobati atau bersusah-payah untuk menyembuhkannya, maka orang yang sakit itu tidak dapat sembuh. Sebuah roda hitam yang muncul diwajah, menimbulkan keresahaan yang mendalam, jangan-jangan noda ini berkembang dan berkembang sehingga menghitamkan seluruh wajah. Seperti itu jugalah sebuah noda hitam dosa yang ada dalam hati. Dari helah-helah kecil dapat menjadi perkara-perkara yang besar. Perkara-perkara kecil itulah yang merupakan suatu noda/titik kecil yang menjadi besar lalu pada akhirnya menghitamkan seluruh wajah.” (Malfuzaat jilid.1,h.10)

KEBERHASILAN DUNIA DAN AKHIRAT

“Jika kalian menginginkan kalian meraih keberhasilan dunia dan akhirat (serta supaya) kalian memperoleh atas hati orang-orang, maka terapkanlah kesucian. Pergunakanlah akal dan berjalanlah diatas petunjuk-petunjuk Kalaam Ilahi. Dan perbaiki/luruskanlah diri kalian sendiri. Dan perlihatkanlah contoh ahlak fadhilah kalian pada orang lain. Barulah kalian akan berhasil.
Jadi pertama-tama ciptakanlah hati. Jika kalian ingin menanamkan pengaruh terhadap hati(orang-orang), maka ciptakanlah potensi amaliah. Sebab tanpa amal pebuatan, kata-kata dan kekuatan manusia sedikitpun tidak dapat memberikan faedah. Orang-orang yang berbicara melalui mulut mereka, ada ratusan ribu jumlahnya. Banyak sekali orang yang menyebut diri mereka maulwi dan ulama. Lalu mereka naik kemimbar, lalu member nasehat kesana kesana –kemariseraya bahwasannya mereka adalah naibur-rasul(wakil rasululla) dan warisul-anbiyaa (pewaris para nabi), lalu mengatakan : hindarilah takabur, keangkuhan, dan amal-amal buruk. Akan tetapi adapun perbuatan-perbuatan mereka dan hal-hal negative yang mereka lakukan sendiri, takarannya dapat kalian ketahui melalui perhitungan sejuh mana pengaruh/kesan ucapan-ucapan mereka terhaap hati kalian?”(Malfuzaat jld.1,h.67)